Pria Ini Nekat Tanam Kamera Di Kepala




Teknologi kamera video atau telepon seluler belum cukup untuk merekam kejadian unik dan mengesankan bagi Wafaa Bilal.

Pria
Irak yang juga profesor fotografi di New York University's Tisch School
of Arts, ingin merekam kehidupannya dari dua sisi sekaligus. Dan,
muncullah ide tak masuk akal, menempel kamera pada tengkorak kepala.

Kamera
dipasang menggunakan lempeng titanium di belakang kepalanya. Dengan
begitu, ia dapat merekam gambar video secara real time segala sesuatu
yang berada di sekelilingnya.

Kamera yang terpasang melalui
operasi pada Desember 2010 itu, mampu mengambil sebuah foto per menit.
Kamera yang sama juga berfungsi sebagai pelacak tiap langkahnya lewat
GPS.

Menurut Wafaa, ini ia lakukan demi kecintaannya terhadap
seni. Semua gambarnya akan dijadikan sebuah program acara seni
komtemporer di Museum Seni Doha, Qatar.

Meski mengakui operasi
pemasangan di sebuah salon body piercing sangat menyakitkan, Wafaa
senang karena dapat merekam kehidupan sehari-harinya. Pria yang
melarikan diri dari negaranya pada 1991 memiliki pengalaman mengerikan
yang berusaha dikenangnya.

"Bila mengingat peristiwa yang
terjadi di kota Najaf yang penuh bom saat kami menyelamatkan diri, saya
sangat ingin merekamnya," katanya seperti dikutip BBC News. "Ada banyak
hal yang menurut orang lain aneh dan tak menarik, tapi secara kolektif
mereka membentuk mosaik cukup bagus dari kehidupan sehari-hari."

Setelah
'organ' barunya terpasang, Wafaa mesti melakukan berbagai penyesuaian
dalam keseharian. Selagi mandi, Wafaa harus menutupi kepalanya dengan
topi transparan atau menjalani pemeriksaan keamanan lebih lama saat di
bandara. Sang pacar tak keberatan dengan kelakuan anehnya dan tak
memberlakukan jam malam bagi kamera di kepala Wafaa.

Awal tahun
2010, seniman ini juga mentato tubuhnya dengan gambar peta Irak, lengkap
dengan lokasi korban warga Irak dan tentara Amerika Serikat. Kamera di
kepalanya, menurut Wafaa, adalah proyek kecil di masa depan.

Namun
langkah seniman ini terhenti setelah sebulan lebih menjalankan misinya.
Tubuhnya menolak perangkat tersebut. Pada 3 Februari 2011, dokter
melakukan operasi melepas perangkat kamera karena menimbulkan risiko
infeksi. Menurut dokter, pemasangan tersebut menyebabkan gangguan dan
rasa sakit meskipun diobati dengan antibiotik dan steroid.

Wafaa
tak menyerah, lewat blognya ia menyatakan akan segera menggunakan kamera
lagi segera setelah sembuh. Namun kali ini akan menggantungkan kamera
bertali pada lehernya agar tetap merekam gambar.
Share on Google Plus

About Unknown

This is a short description in the author block about the author. You edit it by entering text in the "Biographical Info" field in the user admin panel.
    Blogger Comment
    Facebook Comment

0 komentar :

Post a Comment