Menurut survei terakhir, lebih dari sepertiga orang dewasa Amerika
Serikat terbangun di tengah malam secara rutin. Hampir separuh dari
mereka, yang mengalami sindrom ‘nocturnal awakenings’ itu, tak bisa
segera kembali tidur.
Dokter umumnya mendiagnosa kondisi tersebut
sebagai gangguan tidur. Untuk merawat mereka yang terkena
“middle-of-the-night insomnia” itu, dokter memberikan resep obat-obatan.
Dari
penelitian terakhir, kondisi terjaga di tengah malam tersebut sama
sekali bukanlah hal yang abnormal. Kondisi itu merupakan ritme alami
tubuh manusia.
Menurut sejarawan dan psikiater, kebiasaan tidur
rutin selama delapan jam seperti yang biasa dilakukan saat ini tidak
pernah ditemukan sebelumnya dalam sejarah kehidupan manusia.
“Kita
telah tidur secara salah selama ini. Jika Anda mengalami insomnia,
kemungkinan Andalah manusia normal,” kata Roger Ekirch, peneliti asal
Virginia Tech University, seperti dikutip dari Life’s Little Mysteries,
17 Februari 2011.
Ekirch menyebutkan, pola tidur dominan, sejak
jaman dahulu kala adalah dua tahap. “Manusia tidur dalam dua blok waktu
berperiode empat jam,” kata Ekrich. “Setiap tahapan tidur itu dipisahkan
oleh periode terjaga di tengah malam yang berlangsung selama satu jam
atau lebih,” ucapnya.
“Di masa terjaga ini, orang dahulu kadang
tetap berbaring di tempat tidur, berdoa, memikirkan mimpinya, atau
berbicara dengan pasangannya,” kata Ekrich. “Sebagian manusia lain
kemungkinan bangun dan melakukan hal-hal lain atau bahkan mengunjungi
tetangga sebelum kembali tidur,” ucapnya.
Bukti-bukti tentang
adanya “tidur tahap pertama” atau “deep sleep” dan “tidur tahap kedua”
atau “morning sleep” sendiri banyak ditemukan, umumnya pada literatur
ataupun dokumen-dokumen di era pra industrial di Eropa.
“Namun
lambat laun, sejak abad ke 19, referensi seputar tidur secara bertahap
mulai musnah,” kata Ekirch. “Saat ini, perilaku tersebut malah disebut
sebagai insomnia.”
0 komentar :
Post a Comment