10 Kota Dengan Biaya Hidup Termahal Di Dunia Tahun 2010







Seorang wanita berbelanja di supermarket Tokyo. Ibu kota Jepang
ditahbiskan oleh ECA dalam peringkat satu kota berbiaya hidup termahal
di dunia, versi 2010



REPUBLIKA.CO.ID, REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA–Bagi anda yang terbiasa hidup
enak di Jakarta mungkin bakal menelan ludah bila mendengar hasil survei
yang digagasEmployment Condition Abroads (ECA) International. ECA
merupakan konsultan internasional yang bergerak diberbagai bidang
seperti bisnis, layanan publik dan kebijakan. Dalam survei tersebut ECA
mengeluarkan 10 daftar kota termahal di dunia.



New York, kota terbesar di AS ini mungkin bakal anda kira masuk ke dalam
sepuluh besar kota termahal di dunia. Faktanya, New York hanya
menempati urutan ke 29. Lantas seperti apa sepuluh kota tersebut kalau
New York saja tidak masuk sepuluh besar.



Sebelum berlanjut kepada siapa sepuluh besar kota termahal di dunia, ECA
terlebih dahulu menilai lebih dari ratusan kota di dunia. ECA berasumsi
kota yang dimaksud mahal atau tidak berdasarkan pada penilaian harga
makanan, kebutuhan sehari-hari, baju, elektronik dan hiburan. Guna
mendapatkan hasil survei yang akurat, ECA bekerja sama dengan tim lokal
setempat pada September 2009 hingga Maret 2010.



“Selain produk berharga murah dan layanan yang tersedia di pasar, survei
juga memperkirakan biaya yang dikeluarkan guna mendukung standar hidup
yang diharapkan oleh karyawan ekspatriat,” ungkap Lee Quane, ECA’s
regional director for Asia, seperti dikutip Business Week, Senin (28/6).



Quane menambahkan meski beberapa penilaian juga berdasarkan perkembangan
ekonomi suatu negara. Pihaknya tetap berpatokan pada prediksi kemampuan
negara itu dalam mengatasi krisis. Pertimbanganya, kota-kota yang
dimaksud dinilai penting dalam keberhasilan suatu negara keluar dari
krisis.



Berikut sepuluh besar kota termahal di dunia



1. Tokyo



Tokyo, ibukota Kekaisaran Jepang ini sedari awal menjadi pusat
perkembangan ekonomi negara itu paska Perang Dunia kedua. Tak ada yang
menyangka, Jepang yang kala itu terbilang negara yang kalah perang bisa
menjadi kekuatan ekonomi baru dibawah Amerika Serikat. Di kota ini,
berkembang kekuatan ekonomi kelas menengah yang menjadi tulang punggung
negara berjuluk Matahari Terbit ini.



Prestasi itu pula yang menghantarkan Tokyo, menjadi kota termahal di
dunia versi ECA. Sebelumnya, oleh ECA dalam survei yang sama semenjak
tahun 2005, Tokyo selalu menempati urutan kedua. Namun, khusus tahun
ini, ditengah kebangkitan RRC sebagai kekuatan ekonomi baru dan resesi
yang sempat mengguncang negara itu menjadikan Tokyo menempati urutan
pertama kota termahal di dunia.



Berdasarkan data yang dihimpun oleh ECA, untuk menginap di Jepang dengan
menyewa apartemen dengan dua kamar tidur, warga asing harus merogoh
kocek hingga $5.000 atau 49.5 juta rupiah perbulan. Angka itu cukup
mengejutkan mengingat berdasarkan biro statistik Jepang (BPS), Indeks
harga konsumen di Tokyo mengalami penurunan dari tahun ke tahun untuk 14
bulan belakangan tepatnya Mei 2010.



Berikut data lain yang dihimpun ECA :



Makan pagi dan siang di restoran : $ 18 atau Rp. 165 ribu

Bir kaleng (harga grosiran) : $ 3.37 atau Rp. 32 ribu

1 kilogram beras : $ 8.47 atau Rp. 77.9 ribu

1 kilogram telur : $ 3.78 atau Rp. 34.7 ribu

tiket bioskop : $ 22 atau Rp. 202 ribu

Mesin Cuci : $879 atau Rp. 8.08 juta



2. Oslo, Norwegia



Siapa sangka ibukota Kerajaan Norwegia, Oslo bakal menempati urutan
kedua kota-kota termahal di dunia versi ECA International. Berdasarkan
analisa ECA, Oslo menjadi kota termahal lantaran mata uang negara itu,
korner tangguh menghadapi mata uang asing. Selain itu, ECA juga mencatat
tren penjualan minyak, masa resesi yang singkat dan citra Norwegia
sebagai surga para investor menjadikan Korner memliki kestabilan nilai
tukar yang tangguh. Sebelumnya, Oslo hanya menempati urutan ke 8 pada
tahun 2009.



Berikut data lain yang berhasil dihimpun ECA International :



Makan pagi dan siang di restoran : $ 43 atau Rp. 395 ribu

Bir kaleng (harga grosiran) : $ 4.71 atau Rp. 43 ribu

1 kilogram beras : $ 5.66 atau Rp. 52 ribu

1 kilogram telur : $ 6.72 atau Rp. 61.8 ribu

tiket bioskop : $ 16 atau Rp. 147 ribu

Mesin Cuci : $ 879 atau Rp. 8.09 juta



3. Luanda, Angola



Bila dua kota sebelumnya merupakan pusat perkembangan perekomian, maka
kota ketiga ini, Luanda, ibukota Angola mengalami kenaikan harga
lantaran tingkat inflasi yang parah. Bayangkan saja, untuk menyewa
apartemen di negara itu, seseorang harus merogoh kocek $ 3.500 atau
setara dengan Rp. 32 juta. Sayangnya, ECA tidak menjelaskan apartemen
seperti apa yang dimaksud.



Berikut data lain yang dihimpun ECA International :



Makan pagi dan siang di restoran : $ 47 atau Rp. 432 ribu

Bir kaleng (harga grosiran) : $ 1.62 atau Rp. 14.9 ribu

1 kilogram beras : $ 4.73 atau Rp. 43.5 ribu

1 kilogram telur : $ 4.75 atau Rp.43.6 ribu

tiket bioskop : $ 13 atau Rp.119.5 ribu

Mesin Cuci : $ 912 atau Rp.8.39 juta



4. Nagoya, Jepang




Sebagai kota terbesar ke-4 di Jepang, Nagoya juga termasuk kota termahal
ke-4 versi ECA International. Bayangkan saja, untuk satu kilogram beras
di Nagoya, penduduk harus merogoh kocek $ 9.14 atau Rp. 84 ribu. Meski
demikian, keberadaan Nagoya bisa dibilang vital bagi perekonomian
Jepang. Pasalnya, di wilayah ini 44 persen industri otomotif di dunia
berasal dari Nagoya. Sebut saja, Toyota, Honda, Suzuki, Mitsubishi,
Volkswagen, dan General Motors. Sebelumnya, dalam survei yang sama,
Nagoya menempati urutan ke-3 pada tahun 2009



Berikut data lain yang dihimpun ECA International :



Makan pagi dan siang di restoran : $19 atau Rp 174 ribu

Bir kaleng (harga grosiran) : $3.08 atau Rp 28.3 ribu

1 kilogram beras : $9.14 atau Rp 84 ribu

1 kilogram telur : $4.75 atau Rp30.6 ribu

tiket bioskop : $13 atau Rp118.3 ribu

Mesin Cuci : $621 atau Rp5.71 juta



5. Yokohama, Jepang



Berjarak satu setengah jam dengan menggunakan kereta komuter dari Tokyo,
Yokohama merupakan kota pelabuhan tersibuk di Jepang. Selain itu, kota
ini merupakan pusat pengembangan bioteknologi dan industri
semikonduktor. Bagi masyarakat Jepang, Yokohama terhitung kota termahal,
namun berbeda dengan perusahaan. Pasalnya, perusahaan-perusahaan asing
dan lokal begitu menikmati biaya operasi yang rendah dekat ibukota.
Perusahaan otomotif Nissan misalnya, berencana membuka kantor pusat baru
di Yokohama tahun ini serta dilaporkan bakal menjual kantor pusat
mereka di Jepang.



Berikut data lain yang dihimpun ECA International :



Makan pagi dan siang di restoran : $ 17.39 atau Rp. 159.9 ribu

Bir kaleng (harga grosiran) : $ 3.26 atau Rp. 29.9 ribu

1 kilogram beras : $ 6.54 atau Rp. 60.1 ribu

1 kilogram telur : $ 3.72 atau Rp. 34.2 ribu

tiket bioskop : $ 13 atau Rp. 119.3 ribu

Mesin Cuci : $ 630 atau Rp. 5.79 juta



6. Stavanger, Norwegia



Sebagai pusat kota perminyakan di Norwegia, Stavanger termasuk kota
kedua di Norwegia, setelah Oslo sebagai kota dengan biaya hidup
termahal. Laman Stavangerexpats.com mengungkap biaya yang dihabiskan
untuk makanan 50 persen lebih tinggi ketimbang rata-rata Uni Eropa.
Bahkan untuk satu kaleng soda, masyarakat harus merogoh kocek sebesar
$2.80 atau Rp. 25.8 ribu, dan untuk satu kaleng bir dibanderol seharga
$12 atau Rp. 110 ribu.



Berikut data lain yang dihimpun ECA International :



Makan pagi dan siang di restoran : $ 17.39 atau Rp. 303 ribu

Bir kaleng (harga grosiran) : $ 4.76 atau Rp. 43.8 ribu

1 kilogram beras : $ 5.71 atau Rp. 52.5 ribu

1 kilogram telur : $ 3.72 atau Rp. 34.2 ribu

tiket bioskop : $ 13 atau Rp. 142.6 ribu

Mesin Cuci : $ 630 atau Rp. 6.9 juta



7. Kobe, Japan




Kobe merupakan salah satu pelabuhan terbesar di Jepang. Di kota ini,
berkembang industri mesin berat, besi dan baja serta makanan.
Berdasarkan Jepang External Trade Organization, (semacam Kamar Dagang di
Jepang), 117 perusahaan asing dan afiliasi perusahaan asing bermarkas
di Kobe. Kendati kobe terkenal dengan kualitas dagingnya, biaya hidup
kota ini terbilang mahal. Bahkan di tahun 2009, kota ini menempati
urutan ke 6 kota berbiaya hidup termahal di dunia.



Berikut data lain yang dihimpun ECA International :



Makan pagi dan siang di restoran : $ 16 atau Rp. 147 ribu

Bir kaleng (harga grosiran) : $ 3.09 atau Rp. 28.4 ribu

1 kilogram beras : $ 8.57 atau Rp. 78.8 ribu

1 kilogram telur : $ 2.81 atau Rp. 25.8 ribu

tiket bioskop : $ 20 atau Rp. 183.9 ribu

Mesin Cuci : $ 470 atau Rp. 43.2 juta



8. Kopenhagen, Denmark



Sebuah survei di tahun 2008 dari 73 kota internasional oleh UBS mencatat
karyawan di Kopenhagen memiliki pendapatan tertinggi. Kota dengan gaji
tertinggi tentu diimbangi dengan biaya hidup yang tinggi pula. Namun,
secara keseluruhan masyarakat di negara itu memang memiliki standar
hidup yang tinggi. Sebagai contoh, untuk menyewa satu keping DVD,
masyarakat harus merogoh kocek $8 atau Rp. 73.6 ribu per malam, satu
buah jeans dihargai $150 atau Rp. 13.8 juta dan satu tiket transportasi
dikenakan biaya $3.70 atau Rp. 34 ribu. Sebelumnya, dalam survei yang
sama di tahun 2009, Kopenhagen menempati urutan ke-7.



Berikut data lain yang dihimpun ECA International :



Makan pagi dan siang di restoran : $ 36 atau Rp. 331 ribu

Bir kaleng (harga grosiran) : $ 2.10 atau Rp. 19.3 ribu

1 kilogram beras : $4.85 atau Rp. 44.6 ribu

1 kilogram telur : $ 6.99 atau Rp. 64.3 ribu

tiket bioskop : $ 20 atau Rp. 137.9 ribu

Mesin Cuci : $ 1,196 atau Rp. 11 juta



9. Jenewa, Switzerland



Jenewa dikenal masyarakat internasional karena merupakan kota dimana
sejumlah perusahaan dan markas organisasi PBB bernaung. Karena itu,
harga makanan di Swiss 45 persen jauh lebih mahal ketimbang kota-kota
lain di Eropa Barat. Tak hanya itu, harga elektronik dan aplikasi Jenewa
merupakan yang termahal di dunia. Sebelumnya, dalam survei yang sama
pada tahun 2009, Jenewa menempati urutan ke-9.



Berikut data lain yang dihimpun ECA International :



Makan pagi dan siang di restoran : $ 30 atau Rp. 276 ribu

Bir kaleng (harga grosiran) : $ 2.02 atau Rp. 18.6 ribu

1 kilogram beras : $ 3.81 atau Rp. 35 ribu

1 kilogram telur : $ 7.64 atau Rp. 70.3 ribu

tiket bioskop : $ 16 atau Rp. 147.2 ribu

Mesin Cuci : $ 1,196 atau Rp. 12 juta



10. Zurich, Swiss




Zurich, kota terbesar di Swiis, merupakan pusat bisnis dan merupakan
kota bernaungnya beberapa perusahaan finansial terbesar di dunia.
Kendati tahun lalu, sejumlah perusahaan besar bangkrut, inflasi
rata-rata meningkat kembali usai krisis 2009.



Berikut data lain yang dihimpun ECA International :



Makan pagi dan siang di restoran : $ 25 atau Rp. 260 ribu

Bir kaleng (harga grosiran) : $ 2.01 atau Rp. 18.5 ribu

1 kilogram beras : $ 3.36 atau Rp. 30.9 ribu

1 kilogram telur : $ 5.81 atau Rp. 53.4 ribu

tiket bioskop : $ 16 atau Rp. 147.2 ribu

Mesin Cuci : $ 974 atau Rp. 8.96 juta
Share on Google Plus

About Unknown

This is a short description in the author block about the author. You edit it by entering text in the "Biographical Info" field in the user admin panel.
    Blogger Comment
    Facebook Comment

0 komentar :

Post a Comment