Seekor
ular menggantung 15 meter dari tanah, ekor terjalin di cabang pohon.
Tiba-tiba, hewan melata ini meluncur ke tanah. Untuk reptil lainnya,
lompatan seperti ini berarti bunuh diri.
Atau setidaknya undangan untuk tulang patah. Tetapi ular Paradisi
Chrysopelea, salah satu dari lima spesies ular pohon di Asia Selatan dan
Asia Tenggara bisa melakukan itu. Lompatan ular itu tidak menukik,
namun meluncur dari pohon ke pohon. Prestasi terbaik mereka adalah dapat
mencapai jarak 24 m.
Tidak ada yang tahu persis bagaimana reptil itu berhasil terbang sejauh
itu tanpa sayap. Sekarang, sebuah studi baru menemukan bahwa kemampuan
luar biasa ular di udara itu terkait dengan cara mereka bergerak.
"Untuk yang terbang, harus benar-benar perlu mengetahui dasar-dasarnya
seberapa cepat melaju, bagaimana bentuk badan, bentuk sayap," kata
penulis studi Jake Socha, seorang ahli biologi di Virginia Tech, pada
LiveScience.
"Dengan studi baru ini, sekarang kita benar-benar mendapatkan informasi
tentang posisi yang tepat dari tubuh bagaimana dikembangkan untuk
meluncur."
Socha mempresentasikan penelitiannya di American Physical Society Divisi
Dinamika fluida di Long Beach, California. Studi akan dipublikasikan
minggu ini dalam jurnal Bioinspiration dan BIOMIMETIKA.
Socha telah meneliti aerodinamis meluncur ular selama bertahun-tahun.
Dalam studi sebelumnya ia telah menemukan bahwa ular tersebut meratakan
diri saat memulai, dan bergelombang sisi ke sisi seakan-akan sedang
merayap di udara. Ular meluncur cepat, 8 sampai 10 meter per detik, kata
Socha.
Untuk mengetahui lebih lanjut tentang bagaimana posisi ular selama
meluncur, Socha dan rekan-rekannya merekam ular saat meluncurkan diri ke
tanah. Para peneliti menaruh titik putih pada tubuh ular 'sehingga
mereka bisa menghitung setiap titik selama penerbangan. “Teknologi ini
serupa dengan yang digunakan untuk menangkap gerakan pada permainan
video atau film animasi,” kata Socha.
Selanjutnya, para peneliti menggunakan video itu sebagai model dan
menganalisis gaya yang bekerja pada tubuh ular. Mereka menemukan bahwa
ular tidak horisontal selama meluncur, dan benar-benar miring naik
sekitar 25 derajat relatif terhadap aliran udara saat penerbangan.
Sementara ekor ular bergerak ke atas dan ke bawah. Video penerbangan
ular itu tersedia di website Socha. "Tampaknya ular menggunakan
konfigurasi yang sangat menguntungkan untuk menjadi peluncur yang baik,"
katanya.
0 komentar :
Post a Comment