Sejak ditemukannya senjata api, sniper telah berperan dalam berbagai peperangan besar.
Sniper dari masa ke masa
Tempat sembunyi dibawah pelat besi tersebut secara diam-diam ; dan ini
dapat dilakukan tanpa terlihat pihak Rusia pada malam hari.
Untuk memastikan dugaan ini, ia memasang sebuah sarung tangan pada
sepotong papan dan perlahan-lahan menaikkannya, Dar! Si Jerman
terpancing untuk menembak sarang tangan itu. Dari lubang peluru pada
sarung tangan ini, diketahui pasti bahwa sniper Jerman itu bersembunyi
dibawah pelat besi. Yang kini jadi pertanyaan, bagaimana caranya
memancing kepala si Jerman ini keluar dan tidak ada gunanya memancingnya
secara langsung.
Kini Vasily yakin akan sifat ini orang ini, si Jerman tak akan
meninggalkan posisinya yang sangat menguntungkan ini. Waktu malam tiba,
Vasily dan Nikolay dengan hati-hati berpindah tempat dan waktu matahari
terbit, Nikolay sengaja membuang tembakan sembarangan untuk menarik
perhatian si Jerman. Kemudian mereka menunggu sampai siang hari dimana
sinar matahari menyinari posisi si Jerman. Waktu mereka melihat kilauan
kecil dibawah pelat besi tersebut, Vasily bertanya : telescope kah itu ?
; tanpa menjawab perlahan-lahan Nikolay menaikkan helmnya dengan
sebatang kayu Dar ! helm itu bolong tertembak, dengan gaya seorang aktor
profesional Nikolay langsung muncul sekejab sambil berteriak.
Si Jerman mengira ia berhasil menembak Vasily yang telah diburunya
selama 4 hari dan mengangkat sedikit kepalanya dari bawah pelat tersebut
Dar ! ia langsung roboh oleh tembakan Vasily.
Sebenarnya masih ada 9 orang lagi top sniper Rusia yang berada diatas rekor Vasily Zaitsev.
Seperti halnya Vasily Zaitsev mereka semua juga mendapat tanda jasa
”Order of Lenin” yang merupakan tanda jasa tertinggi Uni Soviet saat
itu.
Para senapan sniper Rusia menggunakan 2 jenis sebagai berikut :
1. Mosin Nagant M1891/30 bolt action kaliber 7,62 mm yang dilengkapi
dengan telescope dengan pembesaran 3,5X atau 4X. Vasily Zaitsev
menggunakan senapan ini.
2. Tokarev SVT40 semi automatic action kaliber 7,62 mm yang dilengkapi
dengan telescope dengan pembesaran 3,5X atau 4X. Nikolay Yakovlevich
Ilyin (496 orang) dan Lyudmila Pavlichenko (309 orang) menggunakan
senapan ini. Kisah kepahlawan Vasily Zaitsev kemudian banyak ditulis
dalam berbagai novel antara lain ”Stalingrad” , ”War of The Rats” dan
”Enemy at The Gate” yang kemudian diangkat kelayar perak menjadi film.
Film Enemy at The Gate ; Kisah sebenarnya
Walaupun tokoh-tokoh dalam film ini banyak yang benar-benar ada, cerita
sesungguhnya banyak dirubah dan dibumbui untuk mendramatisir film ini
agar enak ditonton, contohnya antara lain :
· Nikolay Kulikov (pengamatnya Vasily) yang dalam film ditembak mati
oleh “Major Koenig” waktu sedang melompat. Sesungguhnya dia selamat
sampai dengan perang berakhir, bahkan bersama Vasily waktu “Major
Koenig” ditembak oleh Vasily.
· Super sniper Jerman yang ditembak Vasily pada akhir film bukanlah “Major Koenig” , tapi Heinz Thorvald.
· Commisar Danilov perwira politik dan propanganda Rusia yang dalam film
berjasa mengorbitkan nama Vasily, dia sengaja dilukai oleh ”super
sniper” Jerman itu untuk memancing agar Vasily keluar dari
persembunyiannya untuk menolongnya. Danilov pun tidak mati.
Dalam keadaan sesungguhnya, Sniper Jerman tersebut ditembak mati
ditempat sembunyinya yang terletak dibawahnya selembar pelat besi usang ;
tidak ditempat terbuka seperti dalam film. Bahkan ia pun tak pernah
berurusan dengan anak Rusia yang dalam film tersebut digantungnya
(cerita ini dikarang hanya untuk melukiskan kekejaman tentara Nazi
Jerman).
Erwin Koenig & Heinz Thorvald (Jerman)
Mayor Koenig “Super Sniper” dari Nazi Jerman
Dalam kesaksiannya setelah perang, Vasily Zaitsev menceritakan bahwa
dari jenazah super sniper Jerman tersebut. Ia mendapatkan dokumen bahwa
sniper Jerman yang ditembaknya bernama Heinz Thorvald, bukan Koenig.
Bahkan Vasily tak pernah sama sekali menyebutnya berpangkat Mayor. Hal
ini membuat kontroversi yang tiada habisnya bagi para ahli sejarah
militer.
Memang diketahui bahwa ada seorang instruktur sniper SS dari sekolah
sniper Gnossen yang terletak dekat Berlin, bernama Pengepungan kota
Florence (1498).
Sejak ditemukannya senjata api, snipers sudah berperan besar dalam
berbagai sejarah perang. Tetapi aksi sniper pertama yang dicatat sejarah
dilakukan oleh seorang seniman terbesar sepanjang masa bernama Leonardo
Da Vinci (1452 - 1519) ; ia menciptakan senapan yang sangat akurat
untuk masa itu dan menggunakannya dalam perang Siege of Florence (1498)
untuk menembaki para perwira pasukan Kerajaan Roma Suci yang mengepung
kota Florence, Italia. Konon senapannya mampu menembak dengan tepat
sampai jarak 200 meter, jarak yang sangat luar biasa untuk saat itu.
Perang Perancis – Austria (1796 – 1797)
Ketika pasukan Perancis yang sangat kuat dibawah pimpinan Jendral
Napoleon Bonaparte menyerbu Austria, gerak maju terhambat oleh satuan
sniper aneh Austria yang hanya bersenjatakan senapan angin. Banyaknya
korban yang jatuh dan kesukaran tentara Perancis untuk mendeteksi
keberadaan para sniper Austria membuat Napoleon marah besar dan
mengeluarkan perintah resmi agar setiap prajurit Austria yang tertangkap
tangan bersama senapan angin, langsung dihukum mati ditempat ; karena
mereka dianggap sebagai pembunuh yang pengecut bukan prajurit. Hal ini
disebabkan tidak terdengarnya letupan senapan ini dari jarak 150 meter.
Senapan angin sniper ini dibuat oleh seorang ahli senjata Austria yang
bernama Bartholomew Girandoni dan senapan ini memiliki magasin yang
berisi 20 butir peluru timah berkaliber 13 milimeter.
Bahkan standar senjata masa kini, senapan angin sniper buatan abad ke 18 ini masih menakutkan.
Perang Kemerdekaan Amerika (1776 – 1783)
7 Oktober 1777 dalam perang kemerdekaan Amerika, Jendral Simon Fraser
dari pasukan Kerajaan Inggris ditembak mati di Bemis Height, New York
(Battle of Saratoga) dari jarak 500 yard oleh seorang sniper bernama Tim
Murphy dari kesatuan Kentucky Riflemen.
Tim Murphy menggunakan senapan locok Kentucky Long Rifle kaliber 40 (10
mm). Sebagai akibat gugurnya Jendral Simon Fraser, gerak maju pasukan
Kerajaan Inggris terhenti yang mengakibatkan kekalahan Inggris pada
pertempuran di Saratoga.
Pertempuran Laut Trafalgar (1805)
Pada bulan Oktober 1805 armada gabungan AL Kerajaan Perancis dan Spanyol
berangkat meninggalkan pelabuhan Cadiz, didekat semenanjung Trafalgar
mereka disergap oleh armada AL Kerajaan Inggris yang dipimpin oleh
Admiral Horatio Nelson.
Ditengah pertempuran ini Admiral Nelson yang sedang memimpin dari kapal
bendera HMS Victory tiba-tiba jatuh ditembak oleh sniper Perancis yang
bertengger ditiang layar kapal perang Redoubtable yang saat itu
bertempur jarak dekat dengan HMS Victory.
Sniper Perancis itu menembak Admiral Nelson dengan hanya menggunakan senapan Locok dari jarak 75 meter saja.
Walaupun pertempuran Trafalgar dimenangkan oleh Inggris, Admiral Nelson tewas karena lukanya yang sangat parah.
Perang Saudara Amerika (1861 – 1865)
9 Mei 1864 pada perang saudara Amerika Mayor Jendral John Sedgwick dari
pasukan Utara, ditembak mati oleh Sersan Grace dari kesatuan Infanteri
ke IV Georgia dari jarak 800 yard di Spotsylvania dengan menggunakan
senapan pertandingan Withworth buatan Inggris. Kematian Mayor Jendral
J.Sedgwick mengakibatkan terlambatnya gerak maju pasukan Utara yang
menyebabkan kemenangan pasukan Konfederasi Selatan pimpinan Jendral
Robert E. Lee.
Perang Boer (1899 – 1902)
Dalam serangan subuh pada tanggal 25 Januari 1900, 1.700 orang Inggris
yang didukung meriam dan senapan mesin merasa berhasil menduduki salah
satu bukit di gunung Spion Kop, Afrika Selatan. Ketika sinar pagi
menerangi medan, mereka baru sadar bahwa mereka telah menduduki bukit
yang salah. Bukit yang benar letaknya lebih tinggi dan masih berjarak
300 meter dari posisi mereka, sayangnya bukit tersebut masih diduduki
oleh pasukan Boer dari kesatuan Carolina Kommandos & Pretoria
Kommandos yang mulai menembaki mereka (asal mula nama komando diambil
dari pasukan Boer). Malam harinya pasukan Inggris terpaksa mundur dengan
kehilangan 1.200 orang. Para sniper Kommandos hanya bersenjatakan
senapan Mauser M1895 bolt action kaliber 7 mm yang hanya dapat menembak
sekali per kokang, menghabisi tentara Inggris dari jarak 300 meter
(tanpa menggunakan telescope).
Tahun 1903
Belajar dari kekalahan mereka di Spion Kop, Afrika Selatan, Mayor
Hesketh Pritchard dari AD Kerajaan Inggris memulai kursus pelatihan
sniper pertama didunia yang diberi nama : ”The First Army School of
Sniping”, Observing and Scouting”. Sayangnya AD Kerajaan Inggris tidak
memanfaatkannya dengan baik dan tidak memiliki doktrin, organisasi &
senjata khusus untuk para snipernya sampai kelak mereka dibuat sadar
oleh para sniper Jerman.
Tahun 1910
Istilah ”Sniper” untuk pertama kalinya dipakai sebagai istilah militer
resmi bagi penembak runduk oleh AD Jerman. Pencipta satuan sniper dengan
standard kwalifikasi, doktrin dan organisasi seperti yang kita kenal
sekarang adalah tentara Kerajaan Jerman sebelum Perang Dunia ke 1.
Jerman pulalah yang untuk pertama kalinya menciptakan senapan khusus
untuk sniper, bahkan mereka juga membuat peluru khusus untuk senapan
tersebut.
Senapan khusus sniper ini dibuat berdasarkan senapan Mauser Gewehr 1898
(Gew.98) mm yang kaliber 7,92 mm yang khusus di ”tune up” agar sangat
tepat tembakannya dan dipasangi telescope pembidik.
Perang Dunia I (1914 – 1918)
Tingginya korban tentara Inggris yang tewas dengan luka dikepala dan
didada, membuat AD Kerajaan Inggris sadar akan kehadiran para sniper
Jerman ; hal ini memaksa mereka mencari akal dan bertindak cepat untuk
mengatasi masalah ini.
Lord Lovat, seorang bangsawan Skotlandia yang juga perwira AD kerajaan
Inggris segera membentuk resimen Lovat Scout’s Sniper dan merekalah yang
pertama kali mengunakan Ghillie Suit (pakaian yang digunakan sniper
agar mereka tampak seperti semak-semak) dalam perang.
Ghillie Suit mula-mula digunakan oleh para jagawana Skotlandia yang
bertugas menangkap para pencuri dan pemburu liar satwa langka yang
dilindungi pemerintah di cagar alam Skotlandia. Para Scout Sniper ini
sangat mahir dalam kamuflase dan sangat baik dalam mengintai gerak-gerik
pasukan musuh, sayangnya kemahiran menembak mereka kurang dimanfaatkan
oleh Inggris.
Rekor sniper tertinggi dalam Perang Dunia ke 1 dipegang oleh Francis
Pegahmagabow dari AD Kanada yang berhasil menghabisi 378 orang prajurit
musuh. Ia menggunakan senapan Ross Mk.3 kaliber .303 (7,7 mm) kemudian
Rifle No.3 Mk. 1 kaliber 7,7 mm.
Francis Pegahmagabow’s Medals
0 komentar :
Post a Comment